Whatsapp

+6281-1227-7954

klien7summitstravel@gmail.com

Blog Image

27

Dec

Tradisi Unik Perayaan Natal di Indonesia

Menjelang akhir tahun, selain perayaan Tahun Baru, masyarakat Indonesia juga merayakan Natal, sebuah momen spesial yang ditunggu-tunggu oleh banyak keluarga di seluruh dunia, termasuk di tanah air. Natal tidak hanya menjadi waktu berkumpul bersama keluarga dan kerabat, tetapi juga dipenuhi dengan berbagai tradisi unik yang mencerminkan kekayaan budaya dan kebersamaan. Di Indonesia, beragam tradisi perayaan Natal yang unik dan menarik bisa ditemukan di berbagai daerah. Berikut ini adalah beberapa tradisi perayaan Natal yang khas dan penuh makna di Indonesia.

 

1. Marbinda/Marhobas (Sumatera Utara)

Tradisi Marbinda dan Marhobas merupakan bagian dari perayaan Natal yang dilakukan oleh masyarakat Batak Toba di Sumatera Utara. Marbinda adalah tradisi menyembelih hewan, sedangkan Marhobas adalah tradisi memasak daging hasil sembelihan. Biasanya, hewan yang disembelih adalah sapi, kerbau, atau babi, yang didapatkan dari hasil tabungan warga. Daging hasil sembelihan ini kemudian dimasak dan dibagikan kepada warga sekitar. Selain menjadi simbol rasa syukur, tradisi ini juga mengajarkan nilai kebersamaan dan gotong royong. Uniknya, orang yang dipercaya untuk membagikan daging biasanya akan terpilih menjadi kepala desa di periode selanjutnya.

 

2. Rabo-Rabo (Jakarta)

Di Jakarta, tepatnya di Kampung Tugu, terdapat tradisi unik bernama Rabo-Rabo. Tradisi ini dilakukan oleh komunitas Kristen berketurunan Portugis dengan berkeliling kampung, mengunjungi rumah-rumah sambil menyanyikan lagu keroncong. Rombongan ini dimulai dengan ibadah di gereja, kemudian melanjutkan kunjungan ke rumah-rumah warga. Setiap rumah yang dikunjungi harus mengikutsertakan satu anggota keluarga dalam rombongan, sehingga terbentuk barisan panjang layaknya ekor. Tradisi ini berakhir dengan pesta makan di rumah terakhir yang dikunjungi.

 

3. Wayang Wahyu (Jawa)

Wayang Wahyu adalah pertunjukan wayang yang menceritakan kisah-kisah dalam Alkitab, berbeda dengan wayang yang biasanya mengisahkan epik Mahabharata atau Ramayana. Tradisi ini pertama kali muncul pada tahun 1960an di Jawa dan kini sering dipertunjukkan di gereja-gereja menjelang Natal. Wayang Wahyu tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk mengingatkan umat Kristen tentang pentingnya keharmonisan antar sesama.

 

4. Ngejot dan Penjor (Bali)

Bali, yang dikenal dengan keberagaman agama dan budayanya, juga memiliki tradisi perayaan Natal yang unik. Umat Kristen di Bali biasanya merayakan Natal dengan tradisi Ngejot dan Penjor. Ngejot adalah tradisi saling membagikan makanan antar warga, di mana makanan yang dibagikan disesuaikan dengan agama masing-masing. Sedangkan Penjor adalah bambu tinggi melengkung yang dipasang di depan rumah sebagai bentuk syukur kepada Tuhan. Kedua tradisi ini juga sering dilakukan oleh umat Hindu dan Muslim di Bali sebagai simbol toleransi antar agama.

 

5. Kunci Taon (Sulawesi Utara)

Di Manado, Sulawesi Utara, ada tradisi Kunci Taon yang digelar untuk memperingati akhir tahun sekaligus menyambut Natal. Tradisi ini dimulai dengan ibadah di gereja, dilanjutkan dengan ziarah ke makam kerabat, dan diakhiri dengan pawai keliling kampung menggunakan kostum yang menarik. Salah satu hal yang khas dalam tradisi ini adalah penempatan lampu hias di atas makam kerabat sebagai bentuk penghormatan.

 

6. Meriam Bambu (NTT)

Di Flores, Nusa Tenggara Timur, perayaan Natal tidak lengkap tanpa tradisi Meriam Bambu. Tradisi ini sudah ada sejak tahun 1980an dan menjadi salah satu cara masyarakat setempat untuk merayakan Natal. Suara meriam bambu yang keras menggema di udara menjadi sambutan meriah atas kelahiran Yesus Kristus. Selain menyenangkan, bunyi meriam bambu juga menjadi simbol kegembiraan dan semangat Natal.

 

7. Bakar Batu (Papua)

Bakar Batu adalah tradisi memasak bersama yang dilakukan umat Kristen di Papua setelah misa Natal. Dalam tradisi ini, batu-batu panas digunakan untuk memasak daging babi, sayuran, dan umbi-umbian di dalam lubang yang telah digali dan dilapisi daun pisang. Proses memasak ini memakan waktu beberapa jam dan dilakukan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan serta untuk menjaga kebersamaan antar warga.

Itulah beberapa tradisi unik perayaan Natal yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Setiap tradisi tidak hanya memperkaya perayaan Natal, tetapi juga menggambarkan kebersamaan, rasa syukur, dan toleransi yang tinggi di antara masyarakat. Selama merayakan Natal, kita tetap harus menjaga protokol kesehatan 6M dan memastikan kita sudah divaksin untuk melindungi diri serta orang-orang tercinta. Selamat merayakan Natal dan tahun baru, semoga kebahagiaan dan kedamaian selalu menyertai kita semua!

Ayo temuin paket paket-paket tour murah di 7summitstravel.com atau kamu bisa custom serta konsultasi gratis terkait tour kamu lewat whatsapp kami di nomor 0811-2277-954

Share This News

Comments

Newsletter

Put your email below to subscribe our latest PROMO & NEWS