Whatsapp

+6281-1227-7954

klien7summitstravel@gmail.com

Blog Image

23

Mar

Masjid Terapung dan Eksotisme Kota Malaka Lainnya

Malaysia tak cuma Kuala Lumpur dan Penang. Traveler bisa berkunjung ke Malaka yang punya wajah eksotis dan masjid terapung di selat terpanjang dunia.

Tak lengkap rasanya jika tidak berkunjung ke kota ini saat berada di Malaysia. Ketika trip Kuala lumpur segera usai saya dan temanpun merencanakan traveling ke Malaka.

Tiba di terminal Melaka siang hari setelah bertolak dari KL Sentral, Kuala Lumpur. Kami memilih berjalan kaki untuk mencari guesthouse yang sudah kami pesan lewat aplikasi online. Lepas berisitirahat sejenak kamipun mulai mencari arah tempat titik-titik keramaian.

Niat hati sore itu hanya untuk berfoto santai sambil menanti jam makan malam ternyata hanyut oleh suasana eksotisnya. Makin sore area wisata disini makin rame ditambah hiasan ornamen-ornamen cantik disepanjang perjalanan. Makin membuat rasa lelah ini hilang di ganti rasa penasaran akan setiap bangunan-bangunan bersejarahnya.

Langkah kami terhenti pada bangunan peninggalan kolonial belanda dengan ciri khas cat berwarna merah bata. Gedung gereja Christ Church dibangun pada tahun 1741 untuk menggantikan gereja atas bukit St. Paulus yang sudah tua.

Berdampingan dengan Stadthuys dibangun tahun 1650 sebagai tempat kediaman gubernur Belanda dan pejabatnya namun sekarang dialih fungsikan sebagai Museum Sejarah dan Museum Etnografi.

Kedua bangunan bersejarah ini seperti sudah menjadi ikon bagi kota Melaka. Nah, kebetulan saya butuh membeli sepatu disini sesuai rekomendasi teman yang asli orang sini,Melaka Mall adalah tempat yang lumayan murah.
Perjalanan malam itu kami akhiri di sebuah cafe di area kampung portugis, setelah sejam ada drama nyasar mencari alamatnya.

Hari kedua, dengan penuh antusias kami menyusuri Malaca river yang cantik dengan berbagai cafe dan restoran disepanjang pinggiran sungainya menuju Jongker street.

Banyak waktu yang terlewatkan disepanjang siang itu karena kami lebih memilih berjalan kaki. Namun hasil foto yang saya dapat sangat sebanding. Sesampai di area Jongker street, ada suasana berbeda yang akan anda dirasakan . Dimulai saat memasuki gerbangnya saya memperhatikan adanya nuansa kultur pecinan dengan beragam jajanan dan makanannya.

Saat mengeksplore seluruh gang demi gang memperhatikan setiap toko-toko bangunan, rumah maupun guesthouse saya merasakan begitu kentalnya sentuhan nuansa Belanda. Disini anda bisa berburu souvenir dan jajanan.

Setelah makan siang diseputaran river view, kami kembali ke arah Stadthuys untuk melihat bangunan-bangunan lain peninggalan sejarah. Dengan sedikit menaiki anak tangga, tibalah kami disebuah bukit kecil tempat dibangunnya Gereja Tua (St. Paulus) atau yang biasa disebut Bovenkerk.

Anda bisa menyaksikan sendiri reruntuhan bangunan tua ini dengan patung St. Paulus yang berdiri gagah. Dibalik gereja tua ini ada tempat pemakaman khusus atau disebut Dutch grave yang menjadi saksi adanya orang-orang Belanda pernah mendiami wilayah ini. Dari sini kami menuruni tangga kearah yang lain dan sampai pada sebuah reruntuhan bangunan peninggalan Portugis yang disebut Famosa.

Menjelang sore kami dijemput seorang rekan kami yang memang penduduk melayu asli di sini. Beruntungnya punya kenalan disini, kendaraan pun melaju ke arah tepi pantai di selat Melaka untuk melihat salah satu tempat ibadah bersejarah yang sering dikunjungi para wisatawan untuk berwisata religi.

Pesona Masjid selat Melaka ramai dikunjungi, letaknya yang unik di atas permukaan air membuat masjid ini begitu dikenal sebagai Masjid Terapung Selat Melaka saya tak mau melewatkan kesempatan untuk mengabadikan moment ini.

Langit mulai gelap perutpun mulai berisik, kali ini kami dibawah kesebuah cafe dengan latar beach view yang tidak terlalu jauh dari lokasi ini. Romantis sekali cafe sederhana ini. Nikmat yang harus di syukuri ya kawan.

Sumber : Detiktravel.com

Share This News

Comments

Newsletter

Put your email below to subscribe our latest PROMO & NEWS