Newsletter
Put your email below to subscribe our latest PROMO & NEWS
+6281-1227-7954
klien7summitstravel@gmail.com
Pulau Bangka Belitung memang terkenal dengan keindahan pantai-pantainya yang berwana biru kehijauan, dipadu dengan ciri khasnya yaitu batu granit. Kita akan temukan banyak sekali pantai yang memiliki batu granit besar di sepanjang bibir pantai di pulau penghasil timah ini. Kali ini saya akan menceritakan pengalaman pertama saya ke salah satu pantai di Pulau Bangka yang bisa dibilang underrated banget. Namanya Pantai Turun Aban. Pantai ini diapit oleh dua pantai populer lainnya; Pantai Parai Tenggiri yang lengkap dengan resotnya dan Pantai Matras pantai terpanjang di pulau itu.
Perjalanan ke Pantai Turun Aban
Perjalanan saya mulai dari Kota Pangkalpinang dengan menggunakan motor bersama penduduk lokal yang tahu pasti jalan ke arah sana. Langkah awal yang saya lakukan adalah memastikan kendaraan dalam keadaan baik, dari mulai ban hingga rem perlu dicek. Meski untuk jalan ke sana sudah baik, mengecek kondisi kendaraan yang kita gunakan itu wajib ya, sobat traveler. Bensin pun sudah saya isi full tank. Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 WIB. Kami berdua siap berangkat ke Pantai.
Pantai Turun Aban terletak di sisi timur Pulau Bangka, tepatnya di Kelurahan Matras, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka (Induk), Kepulauan Bangka Belitung. Meskipun dengan orang lokal, kita tetap menggunakan bantuan Google Maps untuk sampai ke tempat tujuan. Ya supaya tidak nyasar-nyasar kalau semisal kita lupa jalan.
Setelah sekitar 1 1/2 jam perjalanan, kami berdua sempatkan untuk Sholat Dzuhur di mushola yang terletak tidak jauh dari Pantai Batu Bedaun. Saya pernah singgung sedikit mengenai keindahan Pantai Batu Bedaun dalam tulisan saya yang berjudul “Yuk, Tengok Mana Saja Lokasi Syuting Dibalik Pembuatan Film Martabak Bangka”.
Dari mushola tersebut ke Pantai Turun Aban sudah tidak jauh lagi, sekitar 20 menit menggunakan kendaraan roda dua. Kami akhirnya sampai di sebuah tempat yang jalannya masih belum diaspal. Banyak rumput liar di sekitar jalanan yang berpasir, namun dr kejauhan terlihat laut biru, batu granit, dan kapal nelayan yang berjajar ditepi pantai.
Ketika hari libur pun suasananya sangat sepi. Mungkin sekilas pantai ini sepi karena terlihat tidak terawat. Tetapi, kalau kita mau menelusuri lagi, di sebelah kapal nelayan ada jalan setapak di mana ada pantai kecil yang tertutupi tanah bebatuan. Tidak heran kan mengapa disebut pantai indah yang tersembunyi?
Serasa Pantai Milik Pribadi
Kami memarkir kendaraan di atas kemudian, dengan sedikit usaha, kami berhasil turun ke pantai. Kami memang sengaja memilih spot yang tidak gampang dilalui. Konon di situlah spot paling bagus dari Pantai Turun Aban. Tetapi ingat ya untuk berhati-hati ketika menuruni tanah bebatuan tersebut di musim hujan karena medannya licin. Suasananya sangat asri dan nyaman. Hanya kami berdua yang ada di sana, serasa pantai milik pribadi lho sobat traveler.
Ada bebatuan granit yang bertumpukan sehingga terlihat seperti sebuah goa kecil dengan lubang yang bagus. Nah di sinilah spot yang menarik dan keren untuk berfoto ria ala selebgram. Waktu kami sampai belum ada pengunjung lain yang mengunjungi pantai tersebut sehingga kami dapat bebas bermain di tepi laut. Meskipun begitu, kita harus tetap waspada dan tidak boleh sembarangan. Sebab, kalau terjadi apa-apa akan bahaya dikarenakan tidak ada baywatch di sekitar pantai. Paling yang ada hanyalah nelayan yang ada di sekitar sana.
Pantai Turun Aban sudah diberi plang dan memang ada yang kadang berkunjung ke sana untuk berfoto di antara bebatuan granit yang indah. Meski tempatnya belum cukup terawat dan banyak dedaunan kering berserakan disekitar pantai, saya yakin suatu saat Pantai Turun Aban akan jadi salah satu destinasi yang digandrungi di Pulau Bangka.
Sumber: www.travelblog.id