Newsletter
Put your email below to subscribe our latest PROMO & NEWS
+6281-1227-7954
klien7summitstravel@gmail.com
Berwisata di Kota Solo akan terasa kurang lengkap tanpa mengunjungi Museum Radyapustaka. Di living museum ini wisatawan bisa belajar mengenai sejarah dan perkembangan budaya Kota Solo.
Museum ini berdiri atas inisiasi Patih Sosrodiningrat IV pada 1890. Dengan usianya yang sudah mencapai 132 tahun, Radyapustaka Solo merupakan salah satu museum tertua di Indonesia.
Wisatawan yang berkunjung ke Kota Solo bisa menemukan museum ini dengan cukup mudah. Lokasinya berada di Sriwedari yang merupakan kawasan di tengah kota.
Radyapustaka menyimpan banyak koleksi berupa manuskrip dan artefak kuno. Rata-rata terkait dengan sejarah dan kebudayaan di Jawa, khususnya di Kota Solo
Beberapa koleksi bahkan bisa dijumpai oleh wisatawan sebelum memasuki Loji Kadipolo, bangunan kuno bekas milik warga Belanda yang kini menjadi Museum Radyapustaka. Beberapa benda kuno seperti arca dan meriam menghias teras depan museum ini.
Manuskrip Kuno
Museum Radyapustaka menyimpan ribuan buku. Sekitar 400 di antaranya berkategori manuskrip kuno. Ratusan buku itu merupakan karya yang dibuat dengan tulisan tangan.
Sebenarnya, koleksi berupa buku merupakan napas utama museum tertua di Indonesia itu. Kata 'pustaka' di nama museum menunjukkan bahwa pada awalnya tempat itu memang digunakan sebagai penyimpanan buku dan arsip.
Beberapa buku atau naskah kuno yang tersimpan di Museum Radyapustaka di antaranya adalah Babad Mataram, Primbon Mangkuprajan, Kawruh Empu, dan Quran Jawi.
Koleksi naskah kuno tertua di museum tersebut adalah Serat Yusuf. Naskah kuno ini ditulis pada 1729. Hingga kini buku dengan tulisan tangan itu masih cukup terawat.
Sedangkan isi dari buku kuno itu adalah sejarah Islam di masa lalu di seputar kehidupan Nabi Yusuf.
Senjata dan Pusaka
Museum yang berada di kawasan Sriwedari itu menyimpan beragam senjata dan pusaka. Koleksi berupa keris, tombak dan beragam benda pusaka lain terpasang rapi di dalam etalase.
Salah satu pusaka yang cukup berharga di museum tersebut adalah tombak bermata lima atau yang disebut dengan pancasula.
Selain itu, ada juga beberapa senjata api jenis meriam maupun senapan peninggalan era VOC.
Canthik Rajamala
Canthik (kepala kapal) Rajamala menjadi salah satu bagian penting dari Museum Radyapusaka. Koleksi dengan bentuk menyeramkan ini bahkan menempati sebuah ruangan khusus.
Sekitar tahun 1820, Raja Keraton Kasunanan Solo, Paku Buwana V membuat baita gung atau kapal besar yang digunakan untuk menyusuri Bengawan Solo. Bagian depan kapal tersebut berhias canthik berwujud Rajamala.
Koleksi itu juga menunjukkan bahwa keberadaan Bengawan Solo pernah menjadi salah satu jalur transportasi utama sebelum hadirnya era industrialisasi melalui kereta api serta kendaraan bermotor.
Kapal itu pernah digunakan menyusuri Bengawan Solo, Kali Brantas, hingga menyeberang ke Madura.
Selain itu, artefak berupa canthik Rajamala itu membuktikan bahwa Kota Solo yang notabene berada di pedalaman sebenarnya tetap memiliki budaya maritim.
Gamelan Kuno
Seperangkat gamelan peninggalan Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV merupakan salah satu koleksi Radyapustaka. Gamelan tersebut sudah berumur lebih dari seabad.
Di museum tersebut, gamelan agung itu tidak sekadar menjadi barang pajangan. Setiap pekan museum mendatangkan kelompok karawitan untuk menabuh gamelan kuno itu.
Ada pula gamelan genderan yang cukup langka. Gamelan itu didesain sedemikian rupa sehingga bisa dirangkai menjadi seperti meja dan dapat dimainkan oleh satu orang.
Pedal yang digunakan untuk membunyikan gamelan itu mengingatkan kita pada alat musik drum.
Arca Kuno
Museum Radyapustaka Solo menyimpan lebih dari seratus arca kuno. Arca yang terbuat dari batu dan perunggu tersebut merupakan koleksi tertua dari museum itu.
Arca-arca tersebut merupakan peninggalan kebudayaan era Buddha dan Hindu, jauh sebelum Kerajaan Mataram Islam lahir.
Selain itu ada pula benda-benda kuno yang terbuat dari batu lainnya, seperti batu kumpang, batu menhir, batu lesung dan komboran.
Wayang Kulit
Beragam jenis wayang kulit menjadi koleksi di Museum Radyapustaka Solo.
Tidak hanya berbagai jenis wayang dari dalam negeri, seperti wayang purwa, wayang gadog, wayang madya, wayang klithik, wayang sukat, dan wayang beber, wayang dari luar negeri juga bisa ditemukan di museum tersebut. Salah satunya adalah wayang nang yang berasal dari Thailand.
Selain benda-benda yang disebutkan di atas, masih banyak koleksi lain yang menarik dan langka. Jangan lupa, untuk masuk ke dalam Museum Radyapustaka saat ini masih gratis alias tak perlu membayar.
Ayo temuin paket paket-paket tour murah di 7summitstravel.com atau kamu bisa custom serta konsultasi gratis terkait tour kamu lewat whatsapp kami di nomor 0811-2277-954
Comments