Newsletter
Put your email below to subscribe our latest PROMO & NEWS
+6281-1227-7954
klien7summitstravel@gmail.com
1. BATU LEMO, TORAJA
Batu Lemo merupakan pemakaman tradisional Suku Toraja. Dalam pemakaman ini, peti mati tidak dikubur, melainkan disimpan dalam lubang di tebing batu. Satu lubang biasanya akan diisi jasad satu keluarga yang kemudian akan ditutup dengan kayu dan diletakkan patung di depannya.
Suku ini memiliki kepercayaan bahwa makin tinggi letak makam, maka mendiang keluarga akan makin dekat dengan Tuhan. Batu Lemo kini masih menjadi wisata unggulan di Toraja.
Sedangkan rangkaian upacara pemakamannya disebut Rambu Solo, dimana prosesi ini dilaksanakan secara besar-besaran dengan menyembelih puluhan sampai ratusan hewan ternak. Sehingga menelan biaya hingga ratusan juta bahkan milyaran rupiah.
2. WARUGA, MINAHASA
masyarakat Minahasa juga memiliki tradisi untuk membuat makam yang nantinya akan mereka tempati sendiri. Mereka juga percaya bahwa makam harus dibuat seindah mungkin untuk menghormati rohnya. Waruga merupakan makam yang terdiri dari dua batu. Batu pertama berbentuk peti dan batu kedua berbentuk menyerupai limas. Biasanya, waruga akan dihiasi ornamen ukiran hewan, manusia, tanaman, ataupun geometri. Beberapa waruga juga memiliki ornamen berupa kisah hidup manusia
3. MUMI, ASMAT
Tidak hanya Mesir, Indonesia pun memiliki upacara adat pemakaman dalam bentuk mengawetkan jenazah. Adat pemakaman ini, dapat dijumpai di Papua, yang dipraktikkan oleh Suku Asmat. Praktik mumifikasi Suku Asmat biasanya hanya dilakukan kepada kepala suku atau komandan perang, yang dimumikan dengan bahan-bahan tradisional untuk memuliakan kepentingan sejarah dan religi mereka.
4. TIWAH, DAYAK
Tiwah merupakan salah satu ritual pemakaman Suku Dayak di Kalimantan Tengah. Pemakaman Tiwah akan dilakukan setelah jenazah dikubur selama beberapa tahun hingga meninggalkan tulang. Upacara tersebut dilakukan untuk menyempurnakan jenazah dalam upacara terakhir agar keterikatan dengan dunia nyata bisa segera dilepaskan
5. TRUNYAN, BALI
Selain Ngaben, di Bali tepatnya di Desa Trunyan yang terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, memiliki tradisi pemakaman yang unik. Di desa ini, masyarakat yang meninggal dunia tidak dikubur di dalam tanah layaknya jenazah pada umumnya, melainkan hanya akan diletakkan di atas tanah. Dalam tradisi pemakaman Trunyan, jenazah hanya ditutup menggunakan anyaman bambu agar tidak terlihat dari luar. Anehnya, di tempat pemakaman ini tidak tercium aroma busuk atau bau tidak sedap. Karena masyarakat sekitar percaya bau busuk diserap oleh pohon Trunyan yang ada di pemakaman tersebut.
Comments